I Want To Kiss You / Part 2 [END]

i want 

 

Author: Han Hyomi

Length: Two Shoot

Genre: Romance, Fluff, Comedy (?)

Cast:   – Kim Myungsoo

            – Bae Suji

            – INFINITE

– Other K-Pop Idols  

 Part 1: https://baesuzyfanfictions.wordpress.com/2013/06/10/i-want-to-kiss-you-part-1/

  

All the cast belong to the God, their managements, parents and fans. But the story line is MINE!!

 

***

Your eyes in front of me, all the words you say are so pretty

I like your scent, I like your smile, I love you

Right now, right here, I want to kiss you

 

[Jung Yeop-I Want to Kiss You]

***

 

*Author POV*

 

“ya Myungsoo hyung kau kenapa? Akhir-akhir ini ku perhatikan sering sekali kau senyum-senyum sendiri?”

Tanya Sungjong, salah satu bandmate Myungsoo. Myungsoo yang tengah asik memutar-mutar tombol amplifier yang terhubung dengan gitarnya sama sekali tak menggubris pertanyaan maknaenya itu.

“kau mulai gila ya?”

tanya Sungjong lagi dengan tampang penasaran, kedua matanya tak lepas menatap wajah Myungsoo yang terlihat aneh – senyum-senyum sendiri.

….pletak!..

“ya! Hyung!”

Sungjong bersungut-sungut sambil menggosong kepalanya yang mendapat jitakan manis dari Myungsoo

“makanya kau jangan asal bicara maknae”

cibir Myungsoo tak perduli dan tanpa melihat kearah Sungjong. Jemarinya kembali sibuk mencari nada dan tune yang pas pada gitar elektriknya.

“ahh..!! Myungsoo oppa…..!!!”

“Myungsoo oppa….. saranghae!!”

Teriakan-teriakan heboh terdengar dari tiga orang yeoja dimeja yang paling dekat dengan bibir stage yang menampilkan live musik di café La-Cheonsa itu.

Myungsoo terperangah kaget setelah melihat siapa yang heboh meneriakan namanya itu. Hingga nyaris saja gitar kesayangannya yang memang belum ia pasangkan tali selempangnya terjatuh. Kedua mata Myungsoo membulat garang melihat siapa biang keributan yang membuatnya nyaris jantungan. Tiga yeoja itu tak lain dan tak bukan adalah trio Naeun, Eunji, dan Dasom. Ketiga yeoja yang memaksa berkenalan dengan Myungsoo di bus 404 Itaewon-Cheongdam-dong, beberapa hari yang lalu.

“wah siapa mereka Myungie?”

tanya Woohyun yang entah sejak kapan telah ikut bergabung diatas stage

“cantik-cantik sekali. Kau kenal? Perkenalkan aku dengan mereka ne?”

cerocos Woohyun lagi sambil sibuk membalas lambaian trio NaJiSom dan tak lupa, namja yang memang terkenal dengan julukan playboy cap kapak itu menebar senyum lima jari dan lemparan cinta andalannya pada yeoja-yeoja itu.

“aishh aku tidak kenal mereka, jika ingin kenalan. Kenalan sana sendiri, jangan ganggu aku. Lagipula bukannya sekarang waktunya dirimu untuk menyanyikan lagu pertama?” jawab Myungsoo judes

Sontak Woohyun terdiam melihat dongsaeng nya yang memang terkenal sedingin es itu menatapnya galak. “aigoo…arassoyeo..pangeran es. Ckck…”

“ahh… aku tau, pasti merekalah alasan kau terus-terusan tersenyum beberapa hari ini. Iyakan hyung?!” Sungjong yang memang lamban dalam membaca situasi itu justru semakin memperkeruh suasana dengan mencolek dagu Myungsoo genit dan…

…PLETAK!!

Sebuah jitakan yang lebih keras dari yang tadi kembali diterima oleh sang maknae naas.

“Ya! Hyung!”

Myungsoo melemparkan tatapan membunuhnya pada Sungjong yang seketika itu juga membuat Sungjong mengkeret ketakutan dan berlari kepelukan Sunggyu sang leader yang baru saja naik ke stage, mencari perlindungan.

“ya! Wae irae? Mwoya neongoya?!” Mata sipit si leader melebar maksimal menatap Sungjong garang.

“a-aniya hyung” cicit Sungjong takut seraya segera melepaskan pelukannya. Yah meskipun sebenarnya nyaris tidak ada bedanya melebar atau normal. Mata Sunggyu, leader Infinite itu memang sudah terlanjur kecil melebihi batas. Namun tetap saja mata super sipit itu selalu berhasil membuat Sungjong gentar.

***

 

*Kim Myungsoo POV*

 

Kuseka tetesan keringat yang mengucur deras dipelipisku setelah menyudahi lagu kami yang ke-5. Malam ini La-Cheonsa begitu ramai dipenuhi pengunjung yang rata-rata adalah yeoja haksaeng, termasuk tiga trio menyebalkan yang terus meneriakkan namaku sepanjang perform kami tadi.

“kkaja! kita break 15 menit!” ucap Sunggyu hyung setengah berteriak. Seperti biasa, penampilan kami dibagi menjadi dua sesi setiap minggunya. Karena member band kami seluruhnya berisi mahasiswa, jadi kami hanya manggung diakhir pekan seperti sekarang.

To: Suji

Kau tak datang?

Kuketikkan sebuah pesan pada Suji sambil meminum air mineralku langsung dari botolnya. Setelah pertemuan kami di bus waktu itu kami tak pernah bertemu lagi. Namun untunglah Suji mau menelponku keesokan harinya setelah pertemuan kami.

*Flashback

Untuk kesekian ratus kalinya dalam satu hari ini aku melirik layar ponselku. Setiap ada pesan atau panggilan yang masuk aku selalu segera menjawabnya dengan penuh semangat untuk kemudian mendesah kecewa karena itu bukan panggilan atau pesan dari orang yang kuharapkan. Bae Suji. Yeoja cantik yang berkenalan denganku tadi siang.

Jam di dinding telah menunjukkan pukul 09.45 P.M tapi Suji belum juga menghubungiku. Kuhembuskan nafas kecewa sambil merebahkan tubuhku diatas tempat tidurku yang nyaman. Berusaha tidur, namun lima menit kemudian kuangkat tubuhku dengan punggung menyandar pada kepala tempat tidur. Kuraih gitar akustik kesayanganku. Dan mulai memainkan sebuah lagu

 

 

This trembling heart of mine started after seeing you

It was the first moment you came into my eyes

 

What do I do with this beautiful love?

You came inside my heart and made me into a fool

 

Your eyes in front of me, all the words you say are so pretty

I like your scent, I like your smile, I love you

Right now, right here, I want to kiss you

 

Kulantunkan sebuah lagu yang membawaku pada sosok Suji. Kuhentikan permainan gitarkan setelah intro.

“Kim Myungsoo, ada apa dengan mu?” kuacak rambutku bingung dan kembali merebahkan tubuhku diatas kasur sambil memeluk gitar.

***

Getaran yang berasal dari ponsel yang terletak tak jauh dari bantal yang tengah menyangga kepalaku membuatku terbangun. Ah rupanya aku tertidur sambil memeluk gitar.

 

“yeoboseo?” ucapku sambil setengah sadar

 

“emm…yeoboseo? Myungsoo-sshi?” suara seorang yeoja dengan nada ragu terdengar dari seberang sana. Seketika mataku melebar saat mengenali siapa mungkin pemilik dari suara ini.

 

“Suji?” tanyaku penuh harap

 

“ne, wah aku tak menyangka kau langsung mengenali suaraku Myungsoo-sshi”

 

“geurom. Geundae, bukan kah aku kemarin memintamu untuk memanggilku oppa?” jawabku dengan hati berbunga.

 

Dan sejak hari itu, tak ada hari terlewat tanpa bercakap-cakap atau sekedar berkirim pesan dengan seorang Bae Suji.

*End of Flashback

***

*Bae Suji POV*

Aku tersenyum kecil menatap sebaris kalimat yang baru saja namja itu kirimkan padaku. Jemariku bergerak dengan lincah mengetik balasan untuknya.

To: Myungsoo oppa

Mianhae oppa, tapi aku tak bisa kali ini. Halmeoni ku baru saja tiba dari Cina

 

“Suji agasshi, tuan, nyonya dan nyonya besar sudah menunggu di meja makan” suara Park ahjumma terdengar dari celah pintu yang ia buka sedikit

“ne ahjumma. Apa Jia eonnie sudah pulang dari café?”

“ne, Jia agasshi baru saja datang” jawab Park ahjumma seraya tersenyum yang kubalas dengan anggukan riang dan berjalan menuruni tangga.

***

“eoh! Dongsaeng!” Jia eonnie berseru riang begitu kakak sepupuku itu menangkap sosokku yang tengah menuruni tangga. Aku berjalan tergesa dan duduk disampingnya.

“bagaimana café mu hari ini eonnie?” tanyaku

“aigoo… cucu ku ini, bukannya menyapa halmeoni nya lebih dulu” dengan cepat aku menoleh ke ujung meja, halmeoniku yang masih terlihat muda itu menatapku penuh protes

“hehe…mianhae halmeoni. Geurae, annyeong halmeoni” kukeluarkan aegyo ku yang memang pas-pasan dan hanya mendapat hadiah dengusan dari halmeoni.

Terdengar suara kekehan tawa yang berasal dari Jia eonnie dan kedua orangtua ku.

Yup! Inilah keluargaku. Aku bukan berasal dari keluarga biasa. Halmeoniku yang mudah sekali ngambek itu adalah seorang presiden komisaris dari Bae Corps. Sebuah perusahaan yang menangani beberapa bidang sekaligus terutama perhotelan dan café yang tersebar di Korea dan Cina. Appa ku sebagai anak tertua dalam keluarga Bae, mengurusi beberapa hotel kami di Korea. Sedangkan Minjung imo, adik appa sekaligus eomma dari Jia eonnie. Mengurusi beberapa perusahaan keluarga di Cina dibantu oleh suaminya yang memang berasal dari sana.

Dan sudah tiga bulan ini Jia eonnie mulai mengurus beberapa café yang ada di Korea. Kami berdua sangat dekat, karena kami sama-sama anak tunggal. Jia eonnie adalah sahabat sekaligus sosok seorang kakak bagiku.

***

“eonnie, apakah bekerja mengurus café menyenangkan?” tanyaku sambil menyuapkan pudding buatan park ahjumma yang sangat lezat kedalam mulutku.

“hmm…lumayan menyenangkan” jawab Jia eonni sambil meneguk wine nya dan berjalan kearah pagar balkon kamarku.

“lumayan? Kenapa hanya lumayan?”

“yah menyenangkan karena kau bisa mengenal banyak orang baru sehingga pergaulanmu akan semakin luas. Tapi setiap pekerjaan pasti memiliki tingkat kesulitannya masing-masing dongsaeng-ah. Kelak setelah ikut mengurus perusahaan keluarga kau juga akan mengerti” terang eonnie panjang lebar. Aku mengangguk kecil, meletakkan piring pudingku  dan ikut berdiri disamping Jia eonnie.

“kenapa kita harus terlahir sebagai anak tunggal ya eonnie” desahku. Eonnie memutar kepala menatapku prihatin.

“Kau masih bercita-cita menjadi seorang penyanyi Suji-ah?”

Aku mengangguk lemah dan tersenyum hambar. “aku akan segera melupakan mimpi itu eonnie. Kita tidak punya pilihan kan?”

Jia eonnie memelukku sekilas dia ikut terlihat sedih. “hey, sudahlah. Jangan bersedih ne? bagaimana jika kau ikut eonnie pergi ke salah satu café kita” ucapnya sambil tersenyum kecil.

***

La-Cheonsa Café

 

Sebaris kaliamat itu tercetak didepan café dengan warna gold besar yang cukup mencolok. Jia menarik tanganku keluar dari mobil dengan penuh semangat.

“dari semua café kita, ini adalah café favoritku Suji-ah. Mulai dari interior dan konsep, sampai dengan makanan dan para karyawannya”

“be-benarkah?” Jia eonnie mengangguk dan tersenyum kecil. “aku yakin kau juga akan menyukai tempat ini setelah kau mengenal Infinite. Band tetap yang tampil disini setiap akhir pekan. Mereka tampan dan menyenangkan” eonnie mengakhiri ocehannya sambil mengedipkan sebelah matanya padaku.

‘tunggu, La-cheonsa? Infinite? Bukankah…’

“ahh…!!!

“Myungsoo oppa!!”

“Sunggyu oppa!!”

“Hoya oppa!!”

“Saranghaeee Infinite!! Aaahhh…”

Begitu menginjakkan kaki kedalam café terdengar banyak jeritan dan teriakan histeris yang menyela fikiranku. Aku menatap kearah panggung kearah sekelompok namja yang tengah tampil. Hingga tatapanku jatuh pada seorang yang tampak tak terpengaruh sama sekali akan teriakan-teriakan itu. Seluruh perhatiannya tercurah pada gitar yang tengah ia mainkan. Larut dalam dunianya sendiri. Namja itu, Kim Myungsoo.

***

*Kim Myungsoo POV*

“perkenalkan, ini Bae Suji sepupuku”

Mataku melotot kearah yeoja yang berdiri malu-malu disamping Jia noona, bos kami. Tak salah lagi, yeoja itu adalah yeoja yang selama hampir dua minggu ini telah banyak menyita fikiranku. Semua memberku tampak antusias memperkenalkan diri dan menjabat tangannya hingga tiba giliranku.

“jadi kau tampil di café Jia eonnie Myungsoo oppa” Suji tersenyum kecil membuatku tersipu sekaligus senang. Tujuh pasang mata yang ada disekitar kami memandang heran dan terkejut.

“eoh…, bukan kah oppa sudah memberitahukan nama café ini Suji-ah” kulemparkan senyum termanisku padanya.

“m-mwo oppa??” pekik Sunggyu hyung disertai tatapan aneh dari semua memberku.

“sstt…dia bahkan tersenyum. Rasanya baru kali ini aku melihat hyung es ini tersenyum pada yeoja” bisik Sungjong pada Hoya hyung. Aishh…apa katanya? Namja es? Tiba-tiba aku sangat ingin menjambak rambut Sungjong.

“ahh jadi kalian sudah saling kenal” Jia noona tertawa kecil sambil menyenggol bahu Suji. Rona merah merayap dipipi putihnya.

“kyeopta…” desisku tak sadar.

“mworago?” Seungyeol yang berdiri tepat disampingku menoleh dengan kening berkerut.

“ah an-aniya…” kugaruk tengkuk ku salah tingkah.

***

Kami duduk bersama dibagian atap café yang memang di desain seperti taman lengkap dengan pot-pot bunga, bangku, serta lampu-lampu taman. Suji duduk disampingku dengan wajah teduhnya menatap malam. Sangat menyenangkan bisa melihat dan mengenal Suji lebih jauh. Aku tau yeoja ini sangat berbeda dari semua yeoja yang pernah kukenal. Dengan hanya melihatnya seperti ini saja sudah membuatku bahagia. Aku berharap ia juga menganggapku namja yang istimewa. Senyum kembali mekar dibibir tipisku.

“kau terlihat senang sekali oppa, wae?” Suji meneliti wajahku. Seketika kurasakan semua darah mengalir ke wajahku, panas.

“itu…itu karena dirimu, malam ini aku bisa bersama dan mengenalmu lebih jauh” senyumku gugup. Dan sedetik kemudian aku menyumpahi bibirku yang terlalu jujur. ‘eishh… Kim Myungsoo, kenapa kau jadi genit begini’

Suji terdiam sementara aku menunduk salah tingkah sambil merutuki diri dalam hati. ‘aigoo…bagaimana jika Suji mengira diriku ini adalah seorang namja yang suka menebar rayuan palsu?’

Perlahan aku memberanikan diri kembali menatapnya. ‘Ah.. apa ini yang kulihat?’ pipi putih porselen Suji dipenuhi semburat merah muda dan matanya mengerjap berkali-kali. Ia semakin terlihat menggemaskan. “kyeopta…” desisku pelan yang aku yakin tak ia dengar.

“Suji-ah, jibe kkaja!”

Seru Jia noona dari ujung tangga yang menghubungkan teras atas dan ruangan café dibawah, menyela keheningan yang tercipta diantara kami.

“eo..eoh eonnie. Arraseo”

“oppa… aku pulang dulu ne?” Suji tersenyum canggung dan sedikit membungkuk kearahku

“eo..eoh, hati-hati” ucapku dan mengikutinya berdiri. Namun, baru dua langkah Suji tiba-tiba memutar badannya dan tersenyum sangat manis

“aku juga senang bisa mengenalmu lebih jauh oppa. Lain kali aku akan datang melihat penampilanmu di stage”

Aku mengerjapkan mataku beberapa detik hingga sosok yeoja itu hilang dibawah tangga. Mencerna apa yang baru saja ia katakan. Untuk kemudian setelahnya memekik kegirangan.

***

Sejak malam itu, kami semakin dekat. Suji sering datang mengunjungi ‘La-Cheonsa’ di akhir pekan dan menonton penampilan kami. Bahkan aku dan Suji sering menghabiskan waktu hanya berdua tanpa Jia noona ataupun member ku di luar café. Semakin aku mengenalnya, semakin aku tertarik padanya. Rasa tertarik yang kemudian aku simpulkan sebagai sebuah rasa cinta. Terlalu dini untuk menyebut rasa ini cinta? Rasanya tidak juga. Meskipun aku tak pernah jatuh cinta sebelumnya, tapi aku cukup cerdas untuk memahami perasaanku sendiri.

“oppa… apa impianmu menjadi seorang pemain band terkenal?”

Tanya Suji. Saat itu hanya ada aku, Suji, dan segelintir pengunjung di dalam café yang baru saja dibuka. Entah kemana anggota Infinite yang lain.

“aniyeo” ucapku mantap

“waeyo?” mata indah itu membulat terkejut “aku lihat oppa selalu menikmati saat bermain gitar”

“aku memang menyukai bermain gitar Suji-ah. Tapi aku tak suka jadi artis”

“wae-“

“Myungsoo oppa!!”

belum sempat Suji menyelesaikan ucapannya, sebuah panggilan atau lebih tepatnya teriakan yang memekakkan telinga terdengar diiringi dengan kehadiran beberapa yeoja. Diantara yeoja itu terlihat Dasom, Naeun dan Eunji lengkap dengan senyum centil menyebalkannya.

“oppa~~ neo mwohae?” cicit Naeun sambil bergelayut manja di lengan kananku, matanya melirik sinis kearah Suji

“aigoo… yeoja ini lagi” sambung Dasom

“Oppa, apa dia merayumu?” Eunji melirik tajam pada Suji. ‘eiisshh… yeoja-yeoja gila ini. Apa mereka tak sadar siapa yang tukang rayu disini?’

“ya..ya! lepaskan tanganku!” kutekuk wajahku sambil berkutat menarik lengan kananku yang digelayuti Naeun. Kulirik Suji yang menatapku sambil menahan tawa

“Suji-ah tolong aku, sekarang kau mengertikan mengapa aku tak mau jadi artis?” gerutuku. Akhirnya tawa Suji meledak, sambil terus terkekeh ia menarik lengan Naeun hingga cengkramannya terlepas dari lengan kananku yang naas.

“lepaskan tangannya! Bukankah ia tak mau kau gelayuti seperti itu?” tanyanya pada Naeun yang melotot sebal pada Suji.

“dan kau, kau..” Suji mengarahkan telunjuknya tepat didepan hidung Dasom dan Eunji “aku tidak menggodanya. Justru kalian yang menggoda namjaku, arra?”

“m-mwo?!!!” pekik mereka bertiga bersamaan

“kkaja oppa, kita keatas” Suji menarik ku ke taman atas. Sementara aku hanya bisa mengikutinya dengan tampang bodoh.

‘mwo?? “namjaku” katanya??’

***

“mian oppa, aku tadi hanya asal bicara” gugup Suji saat kami tiba di taman atas.

“gwenchana…” aku tersenyum kecil berusaha mengenyahkan rasa kecewa yang menggerogoti hatiku ‘heh…ternyata hanya asal bicara’

Menit berlalu dan suasana canggung kental terasa diantara aku dan Suji. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk memecahkan kebekuan diantara kami lebih dulu.

“lalu.. jika kau tak ingin menjadi seorang bintang, apa mimpi mu oppa?”

“entahlah… fotografer mungkin” aku memandangnya sejenak “dan kau? Apa impianmu Suji-ah?”

“mimpi? Impianku adalah menjadi seorang penyanyi. Tapi kurasa aku harus segera menguburnya” Suji tersenyum kaku.

“waeyo? Impian itu ada untuk diraih bukan untuk dikubur dan dibuang” aku memandangnya heran

“aku tak yakin bisa meraihnya oppa. Kurasa keluarga ku tidak akan mendukungku”

“ ‘kurasa’?” aku mengeryitkan kening pada Suji yang menghembuskan nafas berat dan menganggukkan kepalanya dengan sedih.

“itu baru perasaanmu Suji-ah, cobalah untuk meraihnya dan tunjukkan pada orangtua mu apa yang kau suka. Jika kau telah berusaha sekuat tenaga berusaha meraihnya namun tetap gagal baru kau boleh menyerah. Ne?” tanpa sadar jemariku telah bertengger dikepala Suji dan mengusapnya lembut

“n-ne, gomawo.. Myungsoo oppa”

“cheonma, aku akan membantu mu” Suji mengangkat kepalanya dan balas menatapku. Sepersekian detik kami saling memandang  hingga teriakan Sungjong yang memberitahukan waktunya bagi kami untuk perform membuyarkan aktivitas kami.

“kau semakin dekat dengan sepupu Jia noona itu hyung?” Sungjong menatapku dengan tatapan menggoda yang kubalas dengan tatapan tajam.

“sudahlah Sungjongie, kau jangan mengganggu pangeran es kita yang sedang jatuh cinta ini” tawa Seungyeol. Aku mendesah pasrah. Memutuskan mengabaikan memberku yang mulai bersahutan menggodaku. Disana, dipojok meja yang sedikit jauh dari bibir stage. Ada yang lebih menarik bagiku. Suji menatapku dengan eye smilenya dan meninjukan tangannya ke udara. Bibir pink cerahnya bergerak menyuarakan kata ‘fighting!’. Dadaku bergemuruh dengan sejuta rasa yang membuatku kembali merasakan jutaan kupu-kupu beterbangan memenuhi segenap rongga dadaku. Menciptakan sebuah rasa bahagia yang menenangkan.

***

*Author POV*

‘Prok…prok..prok…’

“suaramu benar-benar indah Suji-ah” Myungsoo mengacungkan kedua jempolnya pada Suji yang baru saja menyelesaikan bait terakhir lagu milik Adelle, someone like you. Yang ia nyanyikan.

“jinjayeo?” tanyanya malu

“tentu, benarkan hyung?” Myungsoo mengalihkan pandangannya pada enam namja lain yang juga berada di studio musik tempat mereka berlatih.

“ne, Myungsoo benar Suji-sshi” Sunggyu tersenyum dan diiringi anggukan member Infinite yang lain.

“woah… kau itu seperti nama café Jia noona, Suji-sshi. Wajah dan suaramu benar-benar seperti seorang Cheonsa, malaikat” Woohyun melemparkan senyum genit dan rayuan pulau kelapanya tanpa memperdulikan mata Myungsoo yang melotot garang

Suji terkekeh menggelengkan kepalanya “aniyeo, kau berlebihan Woohyun-sshi”

“wah aku setuju dengan Woohyunie, kau cocok jadi maskot café ini” Dongwoo tertawa dengan tawa khas nya yang aneh.

“aigoo… kalian ini terlalu berlebihan” Suji tersenyum kikuk dengan wajah memerah. Namja berwajah dingin yang berdiri disamping Suji mendengus kesal melihat tingkah teman-temannya yang genit.

“kkaja Suji-ah” ujarnya seraya menarik jemari Suji meninggalkan ruangan studio yang semakin riuh rendah dengan godaan member Infinite pada maknae kedua mereka itu.

***

“kau gugup?” Myungsoo memperhatikan wajah Suji yang terlihat cemas. Yeoja itu duduk di sebuah bangku dibelakang stage café sambil meremas ujung rok tartan selutut nya.

“ne, oppa” gumamnya nyaris tak terdengar. Perlahan Myungsoo berlutut dihadapan Suji dan menggenggam jemarinya yang terasa basah oleh keringat dingin.

“kau harus percaya pada dirimu sendiri ne? tunjukkan pada orangtua dan keluargamu bakat yang kau miliki Suji-ah” Suji mengerling kearah meja ditengah café yang berisi sepasang suami istri – appa dan eomma Suji, seorang wanita berusia senja yang terlihat penuh wibawa – halmeoni Suji, dan Jia.  Hari ini keluarga besar Bae minus orangtua Jia yang tak bisa datang dari Cina, tengah berkumpul untuk merayakan ulang tahun presdir Bae, halmeoninya Suji.

Dan Suji, dibantu Myungsoo dan Infinite serta tak lupa kakak sepupunya Jia, memutuskan untuk memperlihatkan bakat yang Suji miliki.

“Myungsoo-ah, Suji-sshi…” Sunggyu berdiri di sisi belakang stage. Dari tatapannya tersirat sebuah kalimat yang sedari tadi ditakuti sekaligus ditunggu oleh Suji ‘sudah waktunya naik keatas stage’

Myungsoo menganggukkan kepalanya sekilas pada Sunggyu. Jemarinya kembali meremas telapak tangan Suji yang masih berada digenggamannya.

“kkaja, kita meraih impianmu Suji-ah” Suji tersenyum sekilas. Debaran jantungnya yang gugup kini berdesir saat kehangatan dari genggaman Myungsoo menyusup kehatinya. Memberinya rasa nyaman dan tenang. Perlahan ia berdiri dan naik keatas stage yang menjadi impiannya dengan tangan Myungsoo yang seakan menopangnya member kekuatan.

***

*Bae Suji POV*

“appa tak tau kalau kau pandai bernyanyi Suji-ah” gumam appa sambil matanya memandang jalanan yang kami lintasi dalam perjalanan pulang. Aku hanya diam dan kembali meremas ujung rok selutut ku. Terlalu gugup untuk merespon ucapannya.

“umma juga baru tau aegi-ya” eomma yang duduk disebelahku tersenyum sambil membelai kepalaku.

“eomma… appa… keugae..sasiliya…” kugigit bibirku ragu

“waeyo Suji-ah?” appa yang duduk di kursi depan disamping Park ahjusshi, driver kami. Menatapku dari kaca depan mobil

“keugae… nan…aku…ingin menjadi seorang penyanyi, appa” kupejamkan mataku erat setelah mengucapkan kalimat yang terasa sangat sulit aku ungkapkan.

“jinjayeo??” eomma menatapku lekat

“ne, jinjayeo eomma. Geundae…” kutarik nafas sedalam mungkin mencari kekuatan

“jika appa tak mengijinkanku, aku akan tetap melanjutkan studi ekonomi management ku di Amerika seperti yang sudah direncanakan oleh appa dan halmeoni” sebutir air mata jatuh dari mataku yang terpejam erat.

“ya, aegiya… wae neo urro? Uljimma…” jemari lembut eomma membelai pipiku. Dari arah depan terdengar desahan nafas berat appa.

“apakah kau benar-benar ingin menajadi seorang penyanyi? Idol?” tanyanya

“ne, appa…” gumamku. Kurasa harapanku untuk menjadi penyanyi semakin menipis. Setelah nyaris lima belas menit beralalu appa tak kunjung bersuara. Eomma memandangku dan appa secara bergantian dengan cemas.

“apa kau yakin dengan menjadi penyanyi kau akan bahagia?” tanya appa lagi. Kali ini aku yakin aku harus mengubur mimpiku dalam-dalam

“ne…” ujarku lemah, butiran air mata kembali menuruni pipiku

“arraseo, appa akan membicarakan ini dengan halmeoni mu”

“ne, arra- Mwo?!” aku terbelalak kaget setelah mencerna kalimat appa dengan baik

“kejarlah mimpimu Suji-ah, masalah halmeoni. Biar appa yang bicara padanya” appa memutar kepalanya dan tersenyum lembut kearahku.

“gomawo appa!!” pekikku senang seraya menarik leher appa dan memeluknya dari belakang. Eomma dan appa terkekeh atas kelakuanku

“chukhaeyeo, aegiya…” eomma menepuk pundakku yang kemudian berbalik dan kini ganti memeluk leher eomma.

“eomma benar-benar menyukai suaramu. Aigoo… anak perempuan eomma ini pasti akan menjadi seorang penyanyi yang hebat” ucapnya seraya mengelus punggungku yang masih memeluknya.

“gomawo eomma…” bisikku sambil tersenyum cerah.

***

*Kim Myungsoo POV*

Aku tersenyum puas kesekeliling teras atas café la Cheonsa yang malam ini ditata dengan apik. Sebuah meja lengkap dengan sajian makan malam dan sepasang lilin terletak ditengah taman. Kupeluk gitar akustik ku dengan debaran jantung yang tak menentu. Ku keluarkan ponsel smartphone ku dan menatap layarnya yang menampilkan sebuah pesan yang membuatku kembali tersenyum lebar.

From: Suji

Keluargaku mendukungku. Berkat kau, aku akan bisa meraih mimpiku.

Gomawo, jeongmal gomawo Myungsoo oppa.

Sudut-sudut bibirku kembali membentuk senyuman. Pesan itu kuterima kemarin malam. ‘Dan malam ini, aku juga akan berusaha mewujudkan mimmpiku Suji-ah’

“mian.. membuatmu menunggu oppa” kubalikkan tubuhku kearah Suji yang kini berdiri diujung tangga dengan mini dress selutut dipadu dengan sweater hitam yang terlihat kontras dengan kulit putihnya.

Aku tersenyum gugup. ‘Ah dia lagi-lagi terlihat begitu menawan’

“oppa…”

“eo-eoh… neo waseo? Cha…” kutarik tangannya dan mendudukkannya di meja yang kupersiapkan

“oppa… igeu mwondae?” gumamnya sambil meneliti suasana taman yang berubah dari biasanya.

“untuk merayakan keberhasilanmu Suji-ah” senyumku “geurigo…” perlahan jemariku mulai bergerak menarik senar gitar, memainkan intro lagu yang ingin kuperdengarkan pada yeoja yang telah mencuri hatiku ini.

“geu norae, aku persembahkan untukmu” ku tatap sepasang mata indah yang menatapku dengan terkejut itu sesaat dan perlahan barisan lirik kulantunkan selaras dengan petikan gitar yang kumainkan

This trembling heart of mine started after seeing you

It was the first moment you came into my eyes

 

What do I do with this baetiful love?

You came inside my heart and made me into a fool

Your eyes in front of me, all the words you say are so pretty

I like your scent, I like your smile, I love you

Right now, right here, I want to kiss you

 

The moment I trembled came when our hands touched

It was when you first hugged me in your embrace

 

What do I do with this beautiful world?

You came into my embrace and made me into a fool

 

Your eyes, all the words you say are so pretty

I like your scent, I like your smile, I love you

Right now, right here, I want to kiss you

 

[Jung Yeop-I Want to Kiss You]

 

Sepanjang permainan gitarku aku terus menatapnya, berusaha membuatnya mengerti apa yang aku rasakan untuknya. Hingga bait terakhir selesai kulantunkan aku berjalan kearahnya setelah sebelumnya meletakkan gitar kesayanganku dan meraih sebuket besar mawar berwarna pink cerah. Kuangsurkan bunga itu padanya dengan gugup.

“Suji-ah…bisakah…” kugaruk tengkuk ku yang tak gatal. Aku kehilangan kata-kata yang mati-matian kuhapal sejak tadi siang dengan bantuan si raja gombal – Nam Woohyun.

Sesaat aku yakin aku mendengar suara cekikikan dari arah tangga. ‘sial mereka pasti sedang mengintip kami’

“Myungsoo oppa…” kukerjapkan kedua mataku beberapa kali kearah Suji yang juga terlihat gugup.

“ ehmm… eoh… keugae.. bisakah..kau mewujudkan mimpiku yang lain? Would you be mine?” bisikku tercekat nyaris kehabisan nafas. Kembali kuangsurkan bunga digenggamanku pada Suji

“saranghae Bae Suji…” Suji meraih bunga yang kupegang dengan bergetar, semburat merah tercetak jelas dipipi porselennya

“nado oppa… I would…” kupeluk tubuh ramping Suji tanpa memperdulikan gumaman-gumaman dari arah tangga. Kukendorkan pelukanku dan…

Cup

Kucium lembut bibir manis Suji, yeojaku. Baru saja Suji mulai membalas ciumanku…

Brakk!!

“Ahhh… !!”

tang!!

“Aigoo…!!”

Suara benda berat berguling dan terhempas terdengar dari arah tangga. Disusul dengan jerit kesakitan yang aku hapal merupakan suara Sungjong.

Aku dan Suji melepaskan tautan bibir kami dan melongok kebawah tangga. Disana, tergeletak 6 orang namja dengan tampang bak maling tertangkap basah seraya meringis kesakitan.

“m-mianhae Myungie…” ucap Sunggyu hyung yang lalu bangkit dan berlari menjauh dari jangkauan pandangan kami sedetik kemudian 5 orang namja yang tersisa tersenyum aneh dan langsung berlari mengejar hyung nya itu

“ya! Hyung~!! Tunggu kami~~!!”

Aku dan Suji saling pandang lalu sesaat kemudian kami tertawa terpingkal-pingkal. ‘aissh… memberku baru saja merusak image mereka dihadapan yeojaku’

***

[END]

Annnyeong…..ada yang masih ingat sama FF abal-abal ini? Yang akhirnya dengan susah payah, berhasil terselesaikan lengkap dengan semua ke-gajean dan ke-anehan nya.

Mianhae…karena butuh waktu lama untuk menyelesaikan ending yang menurut saya super aneh dan sama sekali gak nyambung dengan judul. Ceritanya juga garing dan malah kemana-mana. Hhh… saya akui, bikin ff fluff dan komedi begini memang bukan bakat saya T___T

mianhae… kalau endingnya gak memuaskan menurut kalian. Tapi demi reader-deul *terutama Aan Cherry eon yg hobi nagih ngasi dukungan nyelesaiin ff ini* yang semoga aja masih ingat sama cerita FF ini, saya berusaha nyelesaiin dengan ending yang ala kadarnya T_T semoga gak terlalu mengecewakan ne?

Akhir kata, RCL please ~~

_Zhi_

 

 

 

 

58 pemikiran pada “I Want To Kiss You / Part 2 [END]

  1. bagus thor, akhirnya myung bilang suka juga 🙂 udh ditunggu2 juga kekekekek
    ais sunggyu cs ganggu aja eoh, ga bisa liat sejoli yg baru jadian bermesraan dulu wkwkwkkwk
    main ngintip aja >.< keauan pula hhhhhh

  2. Waaaahhhh akhirnya lanjut juga ffx. 🙂
    Kren kok thor.
    Myungsoo romantis banget deh. Suzy-nya bersemu-semu gtu. Kkkekeke
    Itu yg 6 biji tukang ngintip. Ganggu orang aja. Sampai ngakak liat mreka jatuh dri tangga. Hadeeehhh.. Ngebayangin tampang sunggyu dngan tampang bodohnya lari trbirit-birit. Hahaaaa

  3. waahhh..jinjja..daebak..!!!

    KEREN..!!! MyunZy uhh…..romantis..

    Eishh…member Infinte lucu weh,,ngeliatin MyungZy yg lagi kisseu²an(?) 🙂

    KEREN Thor !!!!

    Fighting buat karya² author yang lain^^ 🙂

  4. akhrnyaaaaa di post jg chinguuu, udah lama bgt nunggu lanjutannya ><
    daebaaaak,, simple but really sweet,, myungzy unyuu bgt 😀
    member infinite lucu bgt ngintipnyaaa ^^

  5. boleh comment yg agak trit..*sedikit di sensorkan…
    kalo boleh jujur..ceritanya gak dapet feelnya…q bacanya biasa aja.
    tapi kata2nya bagus dan mudah dimengerti.
    mian..kalo q commentnya rada ngritik gini kok.
    tetap ditunggu karya lainnya thor….
    fighting 🙂

  6. Finally mimpi MyungZy sama2 terwujud 😀
    Cciee..yg baru jadian, cuuuitt cuuit xD
    Myungsoo romantis banget ^o^
    Eitss..Sunggyu cs ngeganggu aja nih keke~
    Ending’a memuaskan ko, hanya saja emank judul ma story’a rada gimana gitu hehhe ^^V But over all bagus ko, well done thor 🙂
    Ditunggu project epep slanjut’a…Hwaiting~

  7. suka am endingnya… sunggyu dkk demen banget ngintip myungzy. wkwkwk..
    FF yang di WP eon, di lanjut juga ya.. ud penasaran itu, hehe.. Hwaiting~~

  8. Wkwkwkwk..
    Suka sukaaaaa bngett ff ini thor!:)
    Lucu banget end nya thor..
    Masih ingat sih thor ff ini, tapi udah agak lupa^_^”
    myung makin lama makin genit.. Hahaha:D
    ditunggu next ff myungzy lainnya ya thor:) fighting!!!!
    Oh ya thor,, author ya yg nulis ff marriage (kaizy) ?? ?
    Kapan dilanjutin thor..
    Ffnya keren:)
    gomawo:)

  9. NaJiSom???wkwkwkk beneran ngakak…
    ceritanya bener2 menghibur banget thor.. kereenn Sukaa banget sm myungzy dan member Infinty lainnya …kkkkk ditunggu FF Myungzy lainnya yaa

Tinggalkan Balasan ke ditecadell Batalkan balasan