So call me, maybe ?

Title : Call me, maybe ?
Author : Ananda Yune
Cast :

  • Bae Suji (Miss A)
  • Kim Myungsoo (INFINITE)

Length : oneshot. Songfic
Genre : Fulff

Annyeong chingudeul.. im back with myungzy. setelah lama absen ga post ff, ini akhirnya aku post. and.. mian buat yg ‘maariage’ aku bingung gimana ngelanjutin <<— ga ada bakat nulis :(. tapi pasti aku finalin kok..
jangan lupa komen ya ? aku ngerasa semakin lama banyak readers yang silent reader. nyebeli !!!! *peluk changjo*

Author’s POV

Matahari  sedang memancarkan panasnya di kota seoul,. Jelas saja saat ini pukul 12.00 siang, dan suhu diperkirakan 40 derajat. Walaupun sinar matahari  yang sangat menyengat tidak menghentikan aktivitas seorang yeoja yang sedang berjalan dengan earphone yang menyumbat kedua lubang telingganya. Sesekali menggeleng-gelengkan kepalanya sesuai irama lagu yang melantun.
Ia mengangkat buku-bukunya ke atas kepala bersamaan dengan ia mengangkat kepalanya untuk melihat matahari. Matanya refleks menyipit ketika melihat sinar matahari, sehingga menampilkan eyes smilenya. Ia menunduk dan melihat jam tangannya. “pukul 12 lebih 3, eumm.. lebih baik aku harus berlari atau akan bertemu dengan mereka”
Ia merangkul bukunya erat dan mulai berlari. Rambutnya yang diurai bergoyang tidak pasti seperti larinya saat ini. ‘aku harus.. cepat’ ucapnya disela-sela larinya.
Sekitar 15 menit ia berlari. Yeoja itu bersandar di gerbang kampusnya. Mengatur nafasnya yang tidak teratur, dia memang yeoja yang rajin, tapi tidak untuk olahraga. Tangannya secara otomatis terangkat untuk merapikan rambutnya, lalu mencari sesuatu di dalam tasnya.

“ini dia” ucapnya bangga ketika barang yang dicarinya tertangkap mata. Cermin, ia mengeluarkan cermin dari tasnya, ia melihat dirinya di cermin. Merapikan rambutnya yang tidak rapi. “SUJI.. BAE SUJI” yeoja itu menoleh kaget dan mencari sumber suara, detik selanjutnya dia sadar, tidak mungkin temannya, jieun ..mempunyai suara berat khas namja. Tanpa melanjutkan mencari sumber suara, yeoja itu berlari ke arah kelasnya seraya menggenggam cermin kecilnya.

‘BAE SUJI BAE SUJI.. SUJI-AH… SUJI” suara-suara berat itu masih  terdengar walaupun samar-samar, tapi yeoja itu tetap berlari semampunya. Ia berbelok ke kanan dan di sana kelasnya, di pojok lorong kantin. Ia kembali menyandarkan badannya hingga terduduk di depan pintu untuk menangkap nafasnya. Rambutnya kini lebih parah daripada sebelumnya. Sebagian rambut hitamnya menutup wajah putihnya. Perlahan tangannya yang masih menggenggam cermin kecil terangkat dan ia menatap penampilannya yang jauh dari kata rapi “bagus..hh” ucapnya lirih setelah melihat penampilannnya yang hancur.

“suji-ah.. kau kenapa?” tanya seorang yeoja yang sedang memakan lollipop mengampirinya. Suji menatap temannya sebentar “kau punya air atau apa saja yang penting dinging jieun-ah?”. Jieun menggeleng “aku hanya punya lollipop, kau ingint satu” suji menundukkan kepalanya, frustasi “air jieun-ah.. bukan lollipop.. arrgghh” suji mengacak-acak rambutnya dan merenggek pelan. Jieun bangkit “arasso, aku akan ke kantin, kau.. tunggu di sini sebentar, oke” jieun menghilang dari hadapan suji yang sedang meratapi kesialannya hari ini.
Bae Suji .. siapa yang tidak kenal nama itu ? yeoja yang sangat cantik walaupun sedang marah. Dan tentu saja fans boy-nya di mana-mana. Mereka, sekumpulan fans boy kampus suji yang sedang berusaha untuk dekat  dengannya. Awalnya suji tidak tega untuk menjahui atau menolak paksaan mereka, tapi lama kelamaan suji merasa risih dengan sikap mereka. Sekarang prinsipnya menghindar lebih baik daripada menolak.

“suji-ah, ini minumlah ini” ucap jieun yang sekarang sedang duduk di samping suji dan menyodorkan minuman dingin ke arah suji. Suji menerima minuman itu, tanpa menunggu lagi, ia meminum minuman itu.

“kau kenapa suji-ah ? kau sangat… berantakan” ucap jieun perihatin dengan penampilan temannya yang selalu rapi ini. Suji menoleh seraya menyekan keringatnya dengan sapu tangan “mereka lagi jieun-ah.. karna mereka aku harus bermaraton di siang yang panasnya bukan main.

“aigoo.. kau seperti artis saja. Kau harusnya meminta ayahmu untuk menyewa bodygruad untuk mengawalmu” usul jieun seraya merapikan rambut suji. “tidak perlu, terima kasih jieun-ah” ucap suji lirih seraya tersenyum. “selalu”

*******

Suji kembali menghiraukan suara jieun yang memanggil namanya. Ia tahu apa yang akan dibicarakan jieun, tentang namja yang duduk 3 bangku di belakang mereka, namja itu tertarik pada suji. Suji bahkan mengerti itu dari cara namja itu memandang suji, tetapi tetap saja jieun memanggil namanya.

“suji-ah.. perhatikan aku sebentar. Sebentar saja” karna tidak tega, suji menoleh malas ke arah jieun. “eumm ?” suji enggan membuka mulutnya lebar-lebar. Ingat, namja itu tertarik pada suji, cerita lama. Jieun menatapnya bingung “namja itu bertanya nomor ponselmu. Bagimana ini ? menurutmu bagaimana? ” tanyanya pelan, takut terdengar dosen yang ada di depan. Suji tersenyum lembut “menurutku, biarkan saja. Dan kau.. perhatikan dosen kita yang ada di depan”, jieun menggeleng pelan “tapi dia tetanggaku. Namanya oh sehun. Aku ingin menolak, tapi melihatnya memohon padaku, aku tidak.. tega” jieun menundukkan kepalanya. “gwanchana, aku akan bilang padanya.. dan lebih baik kita memperhatikan dosen, daripada kita di tegu..” “bae suji dan lee jieun, harap tenang” ucap dosen mereka, mereka refleks menoleh ke depan. “mianhae” ucap jieun lirih hampir tidak terdengar. Suji hanya mengangguk pelan, tidak berani membuka mulutnya, apalagi mengeluarkan suara.

*******

Sore harinya sekitar pukul 3, suji dan jieun pulang bersama meninggalkan kampus. Ada seorang namja yang menunggu di depan gerbang kampus mereka. Oh sehun. Jieun berhenti ketika dia menyadari namja itu adalah tetangganya. Sujipun ikut berhenti sambil menatap jieun heran “waeyo?” tanyanya penasaran. Jieun menunjuk namja yang sedang bermain dengan psp-nya itu.

sujipun mengalihkan pandangannya untuk namja itu. Eumm.. tinggi, lekuk wajahnya yang sempurna, rambutnya menutupi dahinya, dan pretty boy. “bagaimana ini?” suji kembali menatap jieun. “tenang saja, aku akan berbicara padanya” suji berjalan ke arah namja itu, sedangkan namja itu tidak menyadari kebaradaan suji yang tidak jauh darinya.

“oh sehun?” tanya suji pelan, dan namja yang dipanggilnya pun menoleh. “ne? Ahh.. bae suji?” ucap namja itu seraya menyimpan psp-nya di saku jeans-nya. “ne, aku bae suji. Dan aku langsung to the point. Bukannya aku tidak ingin dekat denganmu, hanya saja aku sedang tidak ingin berteman dengan namja. Aku harap kau mengerti” ucap suji tenang di akhiri dengan senyum termanisnya. Ia juga tidak suka menolak namja, terutama namja yang tampan sepertinya. Sehun tersenyum manis, suzy yakin, jika ada fans boy-nya sekarang, mereka pasti mengira mereka sedang berkencan atau semacamnya “aku mengerti. Tapi kita bisa bertemankan?” tanyanya masih dengan tersenyum “tentu saja”. Sehun mengangguk pelan dan berbalik untuk pulang.

Suji menatap ke belakang. Jieun sedang mengampirinya. “sehun-ah.. tunggu sebentar” ucap suji, dan sehun berbalik “wae?” “bisakah kau pulang bersama jieun. Aku rasa dia perlu teman. Aku ada keperluan. Jadi ? kau mau? Bukankah kalian tetangga?” minta suji dan menggunakan aegyo pada suaranya “baiklah… jieun-ah.. ayo pulang bersamaku” “ne ?!!!”

******

Suji sedang duduk di balkon rumahnya dan tentu saja kedua lubang telingganya tersumbat earphone. Ia mengingat kejadian sore hari tadi di gerbang kampusnya. Dia telah menolak oh sehun, namja  itu memang termasuk tipe idealnya, tapi entah suji tidak punya ketertarikkan dengan namja itu. Bukan sehun yang dia inginkan. Bagaimana ia tahu? Sangat mudah, ikuti apa yang hatimu rasakan.

jika ditanya, apakah menyesal melepaskan oh sehun ? namja yang diidamkan banyak yeoja. Tidak, suji sama sekali tidak menyesal. Ia tahu suatu saat nanti –entah kapan- namja yang benar-benar diinginkannya pasti muncul di hadapannya. Dan jika namja itu tidak menunjukkan ketertarikkannya pada suji mungkin suji akan membuat first move.
Walaupun hampir semua namja di kampusnya suka padanya, tapi tidak menjamin namja yang akan ia sukai pasti suka padanya. Yang dia perlukan hanyalah menunggu. Menunggu kedatangan namja impiannya.

Tidak, dia tidak iri pada yeoja-yeoja sepantarannya yang telah mempunyai namja chingu. Tidak, dia berusaha untuk tidak iri. Bagaimanapun caranya ia tidak boleh cemburu. Hanya menunggu namja-nya datang lagi pula dia mempunyai jieun yang sayang dan selalu ada untuknya.
krrrrrkkk ….
Suji tersadar dari lamunannya dan memegangi  perutnya yang baru saja bunyi. Dia melihat ponselnya untuk melihat jam. Pukul setengah 8, tidak terlalu malam untuk keluar mencari makan atau cemilan. “aku ingin sate ayam.. ide yang bagus” ucapnya riang dan beranjak dari tempat duduknya yang nyaman itu. Masuk ke kamarnya, mencari hoodie berwarna kuningnya. “celana ? mungkin celana tidurku ini tidak buruk, lagi pula ini panjang” ucapnya tidak terlalu peduli dengan pakaiannya. Sebelum keluar kamar, ia mengambil dompet dan ponsel lengkap dengan earphone-nya.

Suji merapatkan hoodienya. Udara malam ini sangat dingin, bertolak belakang dengan udara siang tadi. Memang jalan yang ia lewati memang sedikit sama ramai. Dengan bersenandung akan mengurangi rasa canggungnya. Beberapa orang yang bertemu dengannya memandangnya aneh, terutamanya celananya yang terlalu konyol untuk usia sepertinya. “euumm.. di ujung jalan itu. Belok kiri dan… sate ayam” ucapnya riang dan uap dingin keluar dari mulutnya. “sedikit lagi bae suji”

Suji menghentikan langkahnya dan terdiam sesaat. Melihat namja yang baru saja keluar dari rumah yang dominan dengan warna biru itu. Namja yang jauh dari tipe idealnya. Namja itu tidak termasuk namja yang imut. Namja yang murah senyum, namja yang tatapannya ramah, bukan.. dia namja yang bertatapan dingin, jarang senyum, dan namja itu tampan, bukan pretty boy. Tapi.. bagaimana bisa namja itu membuat hatinya berdentum tidak menentu, berdetak tak seirama terlalu cepat.

Suji tidak tau kenapa dahinya berkeringat ketika namja itu sekilas melihatnya. Dan dia tidak tau apa yang sedang ia rasakan. Diam, itulah yang dia lakukan sekarang.
pintu rumah itu terbuka, kemungkinan besar rumah namja itu “myungsoo hyung.. jangan lupakan pesananku. Sate ayam yang di ujung jalan itu” ucap namja yang lebih muda yang hanya menunjukkan kepalanya saja. “arasso.. changjo-ah, tolong matikan laptop di kamarku” ucap namja itu.
                         Myungsoo..

“myungsoo.. akan aku ingat nama itu” ucap suji lirih tanpa ia sadarai, ia sedang tersenyum lebar. “huh.. kau mau ke sate ayam itu ? nado” suji menjaga jaraknya dari myungsoo. Aneh memang, hanya menatap punggung namja itu dapat membuatnya tersenyum lebar. Apakah dia namja impiannya ? Namja yang baru saja ia mimpikan di balkon ? jika iya, ia tidak akan membuang kesempatan berharga ini bergitu saja. Ia harus bergerak atau ia akan menyesal. Penyesalan selalu datang di akhir.

I threw a wish in the well,Don’t ask me,
I’ll never tellI looked to you as it fell,And now you’re in my way

I’d trade my soul for a wish,Pennies and dimes for a kiss
i wasn’t looking for this, but you’re in my way


your stare was holdin’
Ripped jeans, skin was showin’
Hot night, wind was blowin’
where think you’re going baby ??

Masih memikirkan bagaimana cara dekat dengan namja itu, ia juga harus hati-hati dengan jarak antaranya yang namja itu –myungsoo-. “ahh babo.. bukannya aku juga ingin ke sate ayam yang di ujung itu ? aku tidak perlu repot-repot mencari alasan”
Myungsoo berbelok ke kiri dan tentu saja, ke tempat sate ayam itu. Suji berhenti di sebuah toko. Ia tahu toko itu, tempat menjual alat tulis. Ia masuk dan membelii barang yang ia butuhkan, sebuah bolpen dan selembar kertas hvs. Ia berlari ke arah sate ayam itu.

Suji menjajarkan pandangannya semua sudut tempat sate itu. Tempat itu memang tidak luas, sehingga ia dapat mengetahui dengan cepat, jika namja impiannya tidak ada ada di tempat sate itu. “kemana perginya ?” gumam suji seraya mengaruk kepalanya yang tidak gatal. “aku kehilangan jejaknya.. aishh it was close”. Suji berjalan  ke arah tukang sate ayam sate ayam mengutuki dirinya sendiri. Seharusnya ia sedikit lebih cepat, mungkin dia tidak akan kehilangan jejaknya, dan kemungkinanan besar ia sedang memandangi wajah tampan namja itu. Seandainya ia cepat sedikit.. seandainya.. saja…

“agashi.. apakah kau ingin membeli sate ayam?” tanya penjual sate ayam saat suji duduk di kursi yang telah disediakan. “ne.. aku ingin beli 5 tusuk saja ajusshi” ucapnya tidak bersemangat. “5 tusuk ? baiklah.. “ ucap tukang sate ayam itu riang.
Suji menundukkan kepalanya seraya menghentakkan kakinya tidak jelas. Ia sangat menyesal kehilangan jejak namja itu. Belum mulai, ia sudah tidak memiliki kesempatan. Saat ia menemukkan namja impiannya. Dan.. kesempatan itu hilang.

Ia menatap kertas dan bolpen yang ia beli sebelum ke tempat sate ini. Gara-gara 2 benda ini ia kehilangan  kesempatan berharganya.

Suji yang sedang mengutuki dirinya sendiri tidak menyadari sekelilingnya. Seperti di samping kirinya, beberapa sedang bercanda selagi pesanannya selesai. Memang tidak penting memperhatikan yeoja-yeoja yang ada di sampingnya. Bagaimana dengan namja yang 5 menit yang lalu duduk di belakangnya. Namja itu menatap yeoja di depannya –suji- yang sepertinya sedang kesal. Sesekali mengacak-acak rambutnya, detik berikutnya merapikan rambut hitamnya. Tanpa namja itu sadari ia tersenyum melihat tingkah yeoja yang konyol itu. Seperti sekarang, namja itu lagi-lagi tersenyum saat yeoja itu berbicara pada 2 benda mati yang sedang ia pegang –bolpen dan selembar kertas-. “yeoja yang unik” gumam namja itu seraya menyumbat telingganya dengan earphone. Disandarkan punggungnya pada sandaran kursi, dan kembali memperhatikan punggung yeoja itu yang masih sibuk bergerak tidak jelas.

10 menit berlalu ia habiskan untuk menatap punggung yeoja unik itu. Memperhatikan yeoja itu jauh lebih baik daripada melamun memikirkan sesuatu yang tidak jelas. Memperhatikan punggung yeoja itu hingga pesanan sate ayam dongsaengnya selesai. “belum selesai ?” gumamnya.

tukang sate ayam itu berbalik dengan 2 bungkus sate ayam “anak muda yang di belakang, pesananmu sudah selesai” ucap tukang sate itu sedikit keras agar myungsoo mendenarnya, karna ia melihat myungsoo yang menggunakan earphone. Myungsoo berdiri membawa bungkusan kimchi yang tadi di belinya sebelum memesan sate ayam. Ia membuka dompet seraya berjalan ke arah ajusshi itu.

“agashi.. pesananmu juga sudah jadi” ucapnya pada suji. Suji mengangkat kepalanya pelan. Suji membulatkan matanya ketika ia mengkat kepala ternyata namja impiannya sedang membayar ke tukang sate. Tanpa membuang waktunya lagi, ia membuka dompetnya, dan membayar pesanannya.

Sebelum pergi dari tempat itu untuk mengejar namja impiannya. Ia meletakan kertasnya di meja dan menuliskan sesuatu. “kamsahamnida ajusshi” ucap suji riang setelah ia selesai menulis. “ne.. kembalilah lagi ke sini” ucap ajusshi yang sedang berpromosi itu. “ne.. pasti” ucap suji semangat. Tentu saja ia akan datang ke sini. Karna tenpat ini, ia bisa menemukan namjanya yang sempat hilang tadi. Ternyata tuhan telah memberikan kesempatan kedua baginya. Dan pasti.. tidak akan ia lepaskan begitu saja. Tidak..

Suji berlari mengejar namja itu. Seperti yang sebelumnya, namja itu jalan dengan tenang. Merasa jaraknya dan namja itu cukup dekat, suji memperlambat langkahnya dan merapikan penampilannya dan ia kembali menyesal karna menggunakan celana tidur yang sangat kekanak-kanakkan.

“tunggu sebentar” ucapnya pelan, tetapi namja itu tetap berjalan . “ myungsoo.. tunggu sebentar” suji mengulangi perkataannya lagi, dan menambahkan myungsoo dalam ucapannya. Dan benar, namja itu berhenti dan berbalik, ia juga terlihat kaget saat suji mendekat. Jelas saja.. dia memang tahu yeoja itu, tapi tidak tahu siapa namanya. Bagaimana yeoja itu bisa tau namanya ?

“aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Singkirkan rasa malu itu, hanya untuk sesaat” pikir suji.

“kau memanggilku ?” tanya myungsoo datar, walaupun dia tidak tersenyum, tapi suji tahu jika myungsoo bukan namja yang jahat. Bagaimana ia tahu ? hatinya yang memberi tahu.
“ne.. aku memang baru bertemumu malam ini, ani.. baru saja. Hampir semua namja di kampusku suka padaku, tapi aku tidak yakin jika kau suka padaku juga. i know this is crazy, but here’s my number.. so.. call me, maybe ?” ucap suji mencoba untuk tenang.dan menyodorkan nomor ponselnya yang baru saja ia tulis di selembar kertas hvs itu. Melihat myungsoo yang hanya diam mematung dan menunjukan ekspresi bingung. Suji juga tahu sikapnya yang sangat aneh, tapi dia tidak ingin menyesal.

Suji menyelipkan kertas itu pada tangan kanan myungsoo yang tidak membawa bungkus makanan. Ia mengeluarkan senyumnya yang mematikan. “gomawo” ucapnya sebelum berjalan meninggalkan myungsoo yang masih menatapnya. Suji bahkan tidak berani menatap mata myungsoo, dia tidak tahu kenapa.. tapi tidak bisa..

Suji menyemangati dirinya sendiri atas apa yang dia lakukan. Hal yang ia lakukan tidak salah. Ia hanya ingin berhubungan denga namja itu, makanya ia memberikan nomernya pada myungsoo. Dan ya.. ini memang aneh, sangat aneh.. tapi hatinya berkata bahwa myungsoo adalah namja impianya.

Seperti yang ia pikirkan sebelumnya. Walaupun di kampus banyak namja yang suka padanya, belum tentu myungsoo suka padanya. Dan tugasnya sekarang adalah membuat myungsoo suka padanya. Memang egois, tapi ia akan mencoba. Membuat seorang namja jatuh cinta padanya bukan hal yang burukan ? dan.. satu hal yang baru terpikirkan.. bagaimana jika myungsoo sudah memiliki pacar ? ia tidak ingin merusak hubungan orang.  Suji memukul kepalanya dengan bolpen “kenapa hal itu tidak aku pikirkan sebelumnya ? aigoooo”

Myungsoo menatap punggung suji. Senyum terlihat jelas di wajahnya. Ia mengangkat tangan kanannya dan membuka kertas itu dengan satu tangan. Terdapat sebuah nomer telfon tanpa nama pemiliknya. Masih dengan tersenyum, ia mengambil ponselnya dan mencatat nomer suji dengan nickname ‘yeoja unik’ setelah memastikan jika nomer yang ia ketik itu benar, myungsoo menekan tombol save dan melipat kertas itu dan memasukan dalam saku hoodienya.
“benar-benar gadis yang menarik..” gumamnya seraya terssenyum kecil yang penuh arti.

Hey, I just met you,And this is crazy ,
But here’s my number,So call me, maybe?

It’s hard to look right, At you baby,
But here’s my number,So call me, maybe?

Hey, I just met you,And this is crazy,
But here’s my number,So call me, maybe?

And all the other boys,Try to chase me
But here’s my number,So call me, maybe?

Before you came into my life
missed you so bad I missed you so bad missed you so, so bad
Before you came into my lifeI
missed you so bad and you should know that  i missed you so, so bad

THE END-

Gimana ? how ? aneh engga ? ini aku lagi suka bgt sama lagunya calry rae- so call me, maybe ? waktu liat liriknya, kaenya bagus buat ff.. so… seperti ini jadinya.
oh ya.. sekedar info aja.. kaalu kalian berminata jadi author di sini.. how to be author . kita kekuarangan author tetap. kita cuman punya 3, makanya update ff juga kurang maksimal, cz perlu bagi waktu antara nulis sama yang lain.. tolong  dipertimbangkan ya ?? 🙂

85 pemikiran pada “So call me, maybe ?

  1. Kerennnn thoorrr ,, lagi nyari nyari ff myungzy sama yozy ehh ketemu fict ini , baru pula . Tapi sedikit kecewa kenapa pendekkk ? jebal lanjutin yah ? atau kalau nggak bikin ff myungzy yang baru tapi multychap . Jebalyo~ 🙂 yosh keep writing !! kutunggu ff MyungZy yang baru :3

  2. Seru Thor, Tapi ada sedikit penulisan nama yang rancu, yg seharusnya gede ditulis kecil, trus tanda bacanya mohon diperhatikan lagi ^^
    Alurnya seru, idenya jg bgus

    Karakter Suzy disini unik, jarang ada cewek yang berani kaya’ Suzy, biasanya pada mentingin gengsi ^^

    Mian kalau commentku mengkritik 🙂 ditunggu ff author lainnya 🙂

  3. Waduhhh… sehun ditolak
    mending sehun.a buat aku aja thor #PLAKKKK
    *dikeroyokin ama raeders

    Daebak thor (y) ditunggu FF.a lagi!

  4. Sebagai seorng yg cantik.. Wajar bnyk fansboy.. Yg berdatangann.
    Tp yg namanya cinta gak bisa dipaksakan…
    Dari mata turun kehati .. Yg membuat suzy jatuh hati pd myungzy.. Pd pndngan pertma..
    Tp chingu.. Tanggung bnget ceritanya.. Jd penasaran kelnjutannya^^..
    Chingu.. Kl bisa ceritanya diperpanjang + chapter.
    Mian.. Permintaaku yah..^^
    Gomawo….

  5. Hah??gantung sich sbenernya,karna gk tau apa myungsoo juga suka ma suzy

    dan ada typo dikata “menghiraukan” yang harusnya mungkin “tidak menghiraukan”

    tapi unik, pemainnya korea bgt, makanannya? ‘Sate ayam’ yg Indonesia bgt

Tinggalkan Balasan ke hudya Batalkan balasan